METROAPGI.ID, PROBOLINGGO -Redaksi Batasmedia99.com (BM99) bersama LSM Trinusa resmi melaporkan ASR, Bos Tambang di Desa Kelampok, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo kepada Polres Probolinggo Kota, perihal tindakan intimidasi dan ancaman kepada salah seorang wartawan Batasmedia99.com berinisial APN, Selasa (11/06/2024).
APN wartawan BM99 saat melaporkan ASR pengelola Tambang Desa Kelampok Tongas Probolinggo
Peristiwa berawal atas pemberitaan yang di unggah beberapa minggu lalu oleh Redaksi Batasmedia99.com, bahwasanya tambang galian C tersebut diduga melakukan aktivitas penambangan diluar titik koordinat yang telah di tentukan Kementrian ESDM.
Hal inilah yang ditengarai memicu kemarahan Bos Tambang berinisial ASR kepada APN, sehingga ASR berupaya membujuk APN agar bisa bertemu di lokasi Tambang yang diduga ilegal tersebut.
“Setelah ada pemberitaan yang sudah saya update lewat media saya. ASR berkali-kali menghubungi saya lewat sambungan seluler agar bisa bertemu. Tapi saya tidak mengindahkan. Beberapa minggu sudah terlewati, pikiran saya berubah. Karena ASR kerap menghubungi, meminta lewat sambungan seluler untuk bisa bertemu dengan tutur bahasa penuh rasa persaudaraan,” terang APN.
Menurut APN, tutur kata lembut ASR itu sengaja di rencanakan agar bisa bertemu dengannya. Dibuktikan dengan tempat pertemuan itu seakan sudah di setting agar APN masuk ke lokasi Tambang.
“Memang ada kecurigaan saat ASR mengajak saya bertemu. Karena ASR tidak bisa menemui saya diluar Tambang maupun di kediamannya. ASR ngotot agar bertemu di Tambang,” lanjut APN.
Disitulah terjadi adanya perbuatan dan perkataan intimidasi serta ancaman kepada APN, wartawan BM99 pada Kamis (6/6) terjadi di lokasi Tambang. Yang saat kejadian disaksikan 2 rekan seprofesi APN, satu Ketua LSM serta orang yang diduga preman bayaran suruhan ASR. Dalam ringkasan perkataannya, ASR akan membakar kantor BM99 bersama anak buahnya, juga mengancam akan menjerat APN, menahan mobil yang ditumpangi APN bersama rekan seprofesi agar tidak bisa keluar dari lokasi Tambang.
“Yang lebih saya khawatirkan saat itu adanya beberapa preman bayaran sudah mengepung kami. Serta adanya senjata tajam berupa celurit berada tepat di belakang ASR, terselip di dinding POS jaga yang seolah sudah dipersiapkan,” jelas APN pada dengan perasaan ketakutan.
“Harapan saya dengan adanya surat laporan yang telah diterima oleh APH Polres Probolinggo Kota ini segera di tindaklanjuti sesuai dengan hak konstitusi saya sebagai warga negara yang harus dilindungi dari ancaman dan intimidasi yang akan mengancam keselamatan pribadi saya,” ucapnya. (Red)